UJIAN TULIS / Agoes Hendriyanto

Ujian sebagai cara untuk melihat kemampuan seseorang. Ujian tulis masih digunakan sebagai cara melihat kompetensi anak. Mudah, murah dan cepat melihat kemampuan seseorang dengan angka.  Namun tidak semudah itu untuk menilai kemampuan seseorang.  Kecerdasan sosial, emosi, dan religius merupakan komponen yang tidak bisa kita pisahkan.  Ujian tulis hanya melihat kemampuan intelektualnya. Hal ini yang menjadi masalah dalam menerima mahasiswa baru, murid baru, pegawai baru.  Faktor lain sering diabaikan.  Sebagai contoh x di sekolah SMA dia mendapatkan mendali emas olimpiade sains dunia. Karena prestasinya X diterima di fakultas vaforit.  Dalam perjalanan waktu x sering tidak cocok fengan beberapa dosen disebabkan tidak sesuai dengan sudut pandangnya. Sehingga dia sering bolos kuliah. Akibatnya dia.mendapatkan nilai D.  Karena banyak dosen yang tidak sejalan dengan pemilirannya, dia sering bolos akhiaarnya selalu mendapatkan nilai D. Akhirnya mahasiswa tersebut DO dari Universitas favorit.  Temannya yang kemampuan biasa saja karena tidak konflik dengan dosen pengampu, lulus  dan mendapatkan beasiswa dari luar negeri untuk menyelesaikan program Doktornya. Gambaran bahwa kesuksesan seseorang bukan dilihat dari gelar yang disandangnya, kekayaannya, kepandaian intelektualnya.  Manusia mempunyai kelemahan yang mengharuskannya untuk bekerjasama dengan orang lain dalam membentuk komunitas sosial yang harmonis.  Jangan berprasangka jelek terhadap orang lain yang menganggap diri kita paling pintar, benar.  Karena kita berasa dari air yang hina.  Mari kita saling memperbaiki diri untuk saling menjaga persaudaraan.  Jangan membuat sebuah konflik karena akan membuat hidup kita tidak nyaman.  Tidak ada yang diuntungkan jika kita berada dalam kondisi konflik.  Persahabatan menjadi modal berharga dalam menyongsong hari esuk yang lebih cerah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Indonesia Dipelajari oleh Banyak Negara

TAWARAN BEASISWA DARI UNIVERSITI MALAYSIA SABAH (UMS) MALAYSIA 2015