Kehidupan Terkadang Harus Merasakan Redupnya Cahaya Bulan







Warna sinar bulan, terutama di sekitar bulan purnama, tampak lebih kebiru-biruan dilihat mata manusia dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya. Cahaya bulan tidak benar-benar berwarna biru, dan meski sinar bulan sering disebut "keperakan", tetapi sebenarnya tidak memiliki kualitas keperakan yang lekat.  

Bulan adalah 0,136, artinya hanya 13,6% cahaya matahari yang menimpa bulan dipantulkan kembali dari Bulan. Cahaya bulan umumnya menghambat pengamatan astronomi, sehingga para astronom biasanya menghindari mengamati sesi di sekitar Bulan Purnama. Cahaya Bulan memerlukan waktu sekitar 1,26 detik untuk mencapai permukaan bumi. 

Saat gerhana bulan cahaya redup menjadi perlambang bahwa kehidupan itu ada masanya.  Kita tidak mungkin akan berada di posisi puncak.  Suatu saat kita akan bergeser itupun jika kita bisa antisipasi dan persiapkan geserannya tidak terasa. Proses alamiah alam sebuah proses kehidupan akan menjadi modal dasar dalam menghadapi tantangan jaman.  

Bersyukur dan berdoa serta ikhlas dalam menerima takdir Allah SWT kunci sukses dalam mewujudkan kehidupan yang bahagia.  Kebahagiaan itu relatif dan selalu kita perjuangkan atas dasar nilai-nilai kemanusiaan dan kebenaran.  Tak selamanya redup suatu saat rembulan akan kembali bersinar untuk menghiasi jagad alam raya.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Indonesia Dipelajari oleh Banyak Negara

TAWARAN BEASISWA DARI UNIVERSITI MALAYSIA SABAH (UMS) MALAYSIA 2015