FORMAT ARTIKEL



PENYEBAB MEROKOK DI KALANGAN REMAJA
DUSUN KEBON, DESA DONOROJO

   OLEH:

LINA WIDIYANTI (1384202022)
DWI SETYAWATI (1384202010)

 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI PACITAN
2014

abstrak
Kondisi remaja saat ini sangat memprihatinkan, karena banyaknya remaja yang sudah menghisap rokok. Dari tingkat remaja SD, SMP sampai Perguruan Tinggi banyak dijumpai yang merokok di sekolah maupun di tempat umum. Tujuan penelitian ini adalah : 1). Untuk mengetahui penyebab remaja menghisap rokok, 2). Untuk mengetahui dampak merokok di kalangan remaja, 3). Untuk mengatasi remaja yang merokok.
Penelitian ini dilakukan di Dusun Kebon, Desa Donorojo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan antara metode studi pustaka dan studi lapangan. Sumber data dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dan sumber-sumber yang ada dalam internet.
 Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa penyebab merokok di usia remaja antara lain adanya faktor dari diri sendiri yaitu coba-coba, kebiasaan, pengaruh teman, pengaruh orang tua dan lingkungan serta pengaruh media iklan. Dari beberapa faktor yang ada lebih dominan faktor coba-coba dan tingkat kebiasaan remaja dalam menghadapi masalah. Dalam mengatasi remaja yang merokok antara pihak sekolah, orang tua dan lingkungan sangat erat kaitannya. Karena dari ketiga pihak sangat berpengaruh terhadap diri remaja itu sendiri.

Kata Kunci : remaja, merokok
 BAB 1
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa dimana seorang remaja dihadapkan dengan berbagai masalah dan berusaha mencari penyelesaiannya. Dalam menyelesaikan masalah, remaja yang labil cenderung memilih jalan pintas tanpa mempertimbangkan akal. Salah satunya, mereka mencari alternatif lain jika mereka tidak mampu memecahkan permasalahan, yaitu dengan merokok. Pelampiasan dalam menghadapi masalah, membuat remaja berfikir singkat dan menganggap dengan merokok membuat pikiran menjadi tenang. Dan adanya anggapan merokok lebih aman daripada miras ataupun narkoba.
Kondisi remaja saat ini sangat memprihatinkan. Banyaknya remaja yang ditemui hampir semuanya menghisap rokok. Dari kalangan SD sampai Perguruan Tinggi remaja laki-laki lebih sering merokok. Kurangnya kesadaran diantara mereka sehingga merokok dianggap hal yang wajar. Padahal secara realitanya, dalam bungkus rokok sudah tercantumkan pesan kesehatan. Akan tetapi peringatan tersebut hanya dianggap angin lalu.
Remaja SMP sampai Perguruan Tinggi rata-rata menggunakan kantin sebagai tempat merokok. Meskipun terdapat aturan dalam sekolah tidak boleh merokok, aturan tersebut hanya dipandang sebatas aturan tanpa harus dipatuhi. Tingkat merokok pada remaja sangatlah tinggi, dilihat dari realita kehidupan remaja saat ini bahwa rokok adalah kebiasaan remaja yang sulit dihilangkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Apa saja yang menjadi penyebab remaja menghisap rokok?                              (2) Bagaimana dampak merokok di kalangan remaja? (3) Bagaimana upaya mengatasi remaja yang merokok?
Berdasar rumusan masalah di atas, tujuan penelitians ini adalah : (1) Untuk mengetahui penyebab remaja menghisap rokok, (2) Untuk mengetahui dampak merokok di kalangan remaja, (3) Untuk mengetahui upaya mengatasi remaja yang merokok.
Manfaat dalam penelitian ini adalah memberikan pengetahuan bagi remaja agar terhindar dari rokok. Penulis mengharapkan generasi remaja dapat memilah mana yang baik untuk dirinya dengan cara menghindari rokok. Selain berdampak buruk bagi diri sendiri juga merugikan orang lain.
BAB 2
KAJIAN TEORI
Pengertian Remaja
Menurut Hurloack dalam buku Psikologi Perkembangan mendefinisikan masa remaja sebagai masa penuh kegoncangan, taraf mencari identitas diri dan periode yang paling berat (Hurloack, 1993). Zakiah Darajad mendefinisikan remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seorang dari anak-anak menuju dewasa meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Darajad, 1970). Berdasar pendapat diatas masa remaja adalah masa peralihan seorang individu dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perubahan perilaku, fisik dan pola pikir. Perubahan tersebut merupakan masa penuh kegoncangan, seperti timbulnya masalah yang harus dihadapi. Pada masa ini merupakan masa yang paling berat, karena tingkat kematangan sosial remaja masih labil. Berbagai perubahan dan perkembangan remaja yang dihadapi  sebagai taraf mencari identitas diri.
Mengenai batasan usia remaja, WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja (Sarwono, 2002). Hal senada diutarakan F.J Monks bahwa secara global masa remaja berlangsung antara 12-21 tahun dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, 18-21 tahun masa remaja akhir (Monks, 2002). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan batasan usia remaja antara usia 10 tahun sampai 21 tahun dengan melalui tiga masa remaja.
Pengertian Rokok
Rokok adalah lintingan/gulungan tembakau yang digulung atau dibungkus dengan kertas, daun atau kulit jagung sebesar kelingking dengan panjang 8-10cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya (Rani, 2013). Berdasarkan pengertian tersebut rokok adalah gulungan tembakau yang dihisap seseorang dengan cara membakar salah satu ujungnya. Biasanya rokok dijual dalam bentuk bungkusan kertas kotak yang mudah untuk dimasukkan ke dalam kantong. Bahkan saat ini banyak variasi bungkusan rokok, sehingga memberi kemudahan perokok untuk membawa rokok setiap saat.
Pada bungkusan rokok tersebut sebenarnya dapat diketahui peringatan atau pesan kesehatan akan bahaya dari merokok. Seperti kanker, paru-paru atau serangan jantung dan gangguan kehamilan dan janin. Walau pada kenyataannya, mereka tidak memperdulikan peringatan tersebut.

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian ini berbentuk penelitian gabungan yaitu menggunakan gabungan metode studi pustaka dan studi lapangan. Penelitian ini dilakukan di Dusun Kebon, Desa Donorojo. Lamanya penelitian ini dari tanggal 28 November sampai 13 Desember 2013. Kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data dari sumber-sumber yang ada di internet dan sejumlah hasil wawancara dengan beberapa remaja laki-laki. Media yang digunakan adalah handphone dan komputer (warnet) untuk browsing / mencari data yang diteliti. Waktu dan kegiatan penelitian sangat fleksibel, saat waktu luang dan suasana hati yang mendukung.
Sumber data utama penelitian deskriptif kualitatif berupa wawancara (Sugiyono, 2011). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah Participant observation dan In depht interview (Sugiyono, 2011: 308). Validitas internal (credibility) dapat dilakukan dengan pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat.

BAB 4
PEMBAHASAN
Penyebab Remaja Menghisap Rokok
Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data dari sumber-sumber yang ada di internet. Sumber data yang diperoleh dijadikan referensi dalam melakukan penelitian. Hasil wawancara dengan beberapa remaja laki-laki sebagai berikut :
Remaja A
Remaja ini berusia 19 tahun, mulai merokok sejak SMP (15 tahun). Remaja ini mengawali merokok  karena coba-coba, sekedar ingin merasakan bagaimana merokok. Remaja ini merokok saat pikiran penat atau sekedar menghilangkan stres dan saat mencari inspirasi. Biasanya remaja ini lebih sering berkumpul dengan teman-temannya. Adanya anggapan bahwa dengan merokok akan membuat perasaan lebih percaya diri dan enjoy ketika di tempat umum.
Remaja B
Remaja ini berusia 22 tahun, mulai merokok sejak SMP (14 tahun). Remaja ini mengawali merokok karena coba-coba dan adanya pengaruh teman (pergaulan). Seringnya mereka berkumpul, menjadikan kebiasaan tersendiri bahwa tanpa merokok ada hal yang kurang. Akibatnya merokok menjadi kebiasaan pribadi remaja. Adakalanya remaja ini merokok ketika menghadapi masalah kesepian atau hanya keinginan merokok semata. Ada hal yang berbeda ketika merokok yaitu perasaan lebih tenang dan enjoy.
Remaja C
Remaja ini berusia 10 tahun (SD). Remaja ini merokok dipicu beberapa faktor diantaranya melihat aktifitas orang tua atau orang dewasa ketika berkumpul dan pengaruh media iklan di TV yang menayangkan merokok pada orang dewasa. Aktifitas itu membuat si anak mencoba dan ingin tahu tentang merokok. Mereka membuat rokok sederhana dari lintingan kertas kemudian dibakar dan dihisap ketika keadaan rumah sepi dan mereka melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Faktor lain yang membuat remaja ini merokok adalah saat menemukan sisa rokok (putung rokok) untuk dicoba dan menirukan aktifitas orang tua atau orang dewasa ketika merokok.
Remaja E
Remaja ini berusia 19 tahun. Remaja ini bukanlah perokok aktif, tetapi mengakui baru pertama kalinya merokok. Alasan dia merokok adalah beban pikiran yang dirasakan sehingga anggapan rokok sebagai pelampiasan semata.
Dari beberapa hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan penyebab remaja menghisap rokok diantaranya: Pertama; Coba-coba. Keinginan diri individu untuk merasakan apa yang belum pernah dirasakan sehingga individu tersebut benar-benar merasakan. Keinginan ini lebih kuat, karena adanya dorongan dari diri sendiri yang merasa tertantang untuk mencoba.
Kedua; Pengaruh teman. Teman hakikatnya adalah seorang yang dekat dengan kita. Dalam hal ini, bisa saja terjadi individu merokok berawal dari pengaruh teman yang merokok pula. Biasanya dalam pergaulan atau kelompok individu akan diterima di kelompok itu jika ia merokok juga. Anggapan seperti itu membuat individu terpengaruh oleh ajakan teman. Ketiga; Kebiasaan. Kebiasaan remaja merokok saat pikiran mulai penat (dalam menghadap masalah) sehingga rokok adalah jawaban dari kepenatan. Karena dengan merokok mereka merasa lebih enjoy bahkan menjadi percaya diri ketika di tempat umum. Adakalanya mereka merokok saat mencari inspirasi atau keadaan sepi. Keempat; Pengaruh orang tua dan lingkungan. Orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan remaja. Seperti halnya orang tua yang mempunyai kebiasaan merokok, tentu tindakan orang tua akan ditiru oleh anaknya. Seorang anak akan mencoba, apa yang mereka lihat. Selain dari keluarga, lingkungan juga berpengaruh terhadap aktifitas remaja. Aktifitas luar juga berpotensi bagi remaja untuk merokok. Lingkungan yang merokok tidak menutup kemungkinan remaja ikut merokok pula. Antara orang tua dan lingkungan berpengaruh terhadap tindakan remaja. Semua tergantung pada diri remaja masing-masing dalam menentukan pilihan yang baik untuk dirinya.
Kelima; Media iklan. Televisi merupakan media elektronik yang menayangkan program atau acara yang dapat dilihat kapan saja. Tak terkecuali media iklan yang ditayangkan, seperti iklan rokok. Dari melihat, remaja merasa ingin tahu dan mencoba. Berawal dari tayangan iklan, remaja diperkenalkan rokok. Bahkan di tempat umum terdapat spanduk, poster, maupun bentuk tulisan apapun dengan merk rokok ternama. Meskipun tertuliskan akan bahaya merokok, tetap saja bagian dari mereka tidak memperdulikan.
Dari beberapa tanggapan remaja penyebab merokok yang paling dominan adalah faktor dari diri sendiri yaitu coba-coba dan tingkat kebiasaan remaja dalam menghadapi masalah. Faktor coba-coba berpotensi dalam merokok, sebab keinginan berasal dari diri sendiri lebih kuat. Dan juga adanya kebiasaan diri untuk merokok ketika menghadapi masalah, sebab rokok mampu memberikan rasa ketenangan.

Dampak Merokok Di Kalangan Remaja
Dampak merokok di kalangan remaja adalah munculnya masalah baru, diantaranya : Pertama; Pemicu kriminalitas. Hal yang dikhawatirkan bagi remaja adalah munculnya masalah baru seperti pemicu kriminalitas. Dalam kandungan rokok terdapat zat yang dapat memicu ketergantungan. Sehingga perokok akan merasa ketergantungan ketika tidak merokok. Perokok akan berusaha mendapatkan rokok dengan cara apapun, meski dengan cara yang tidak halal. Salah satunya dengan mencuri, sebab dengan mencuri jalan pintas cepat untuk mendapatkan rokok.
Kedua; Merugikan diri sendiri dan orang lain. Merokok bukanlah jalan mendapatkan segudang manfaat yang diperoleh. Akan tetapi banyak kerugian yang didapatkan ketika merokok, seperti gangguan kesehatan. Kerugian itu baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Selain diri sendiri menderita penyakit yang disebabkan rokok, orang lain juga akan menghisap asap rokok yang sangat mengganggu pernafasan bahkan menjadi polusi udara.
Ketiga; Konsentrasi belajar menurun. Remaja yang dihadapkan dengan rokok tidak akan fokus dalam belajarnya, yang dibutuhkan adalah pikiran tenang ketika merokok. Tidak jarang mereka alasan merokok untuk mendapatkan konsentrasi belajar. Selain itu, kantin merupakan tempat yang biasanya dijadikan untuk merokok saat jam istirahat. Aktifitas seperti itu tentunya mengurangi konsentrasi dalam belajar. Tidak hanya di lingkup sekolah, di luar jam sekolah pun saat mereka berkumpul akan melakukan kebiasaan yang sama. Hal tersebut jika tidak segera ditindaklanjuti akan menjadi kebiasaan yang buruk bagi pribadi remaja.

Upaya Mengatasi Remaja Yang Merokok
Dalam penanganan remaja yang merokok diperlukan kerjasama beberapa pihak diantaranya : diri sendiri, pihak sekolah dan pihak orang tua.
Pertama: Diri sendiri. Upaya mengatasi merokok bagi remaja dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan niat dalam diri untuk tidak merokok ataupun untuk berhenti merokok. Niat tersebut harus didasari dengan perbuatan untuk tidak merokok, seperti halnya dengan mengingat akan bahaya merokok yang ditimbulkan bagi kesehatan. Ingatan bahaya merokok tersebut dapat diaplikasikan dengan menempel gambar penyakit yang disebabkan oleh rokok di kamar atau ditempat yang sering dikunjungi di rumah. Selain itu, berfikirlah positif akan masalah yang dihadapi dapat diselesaikan tanpa merokok. Sebab rokok bukanlah jalan yang baik sebagai pelampiasan masalah.
Kedua: Pihak sekolah. Pihak sekolah menjadi tempat mengatasi remaja yang merokok. Peran sekolah memberikan pembinaan dan mengubah pribadi siswa menjadi lebih baik. Pihak sekolah harus lebih tegas dan memperketat pengawasan pada tempat-tempat yang dijadikan tempat merokok. Apabila ditemukan siswa yang merokok, pihak sekolah harus memberikan sanksi/peringatan di dalam maupun di luar sekolah. Sanksi maupun peringatan yang diberikan harus memiliki efek jera pada siswa. Pihak sekolah pun harus mampu memberikan contoh yang baik kepada siswa, seperti guru tidak merokok di area sekolah. Apabila ditemui guru yang merokok, harus diberikan sanksi ataupun peringatan tegas agar tindakan yang dilakukan tidak diulanginya lagi.
Ketiga; Pihak orang tua. Orang tua menjadi pihak yang terpenting dalam mendidik anak. Sebagai orang tua harus memperhatikan tingkah laku seorang anak. Tingkah laku anak sangat tergantung pada bimbingan dan sikap orang tua ketika di rumah. Sikap orang tua kepada anak harus mampu memberikan contoh yang baik, seperti tidak membiasakan merokok di rumah. Selain itu, orang tua memberikan pembelajaran tentang merokok, bahwa merokok itu tidak ada manfaatnya tetapi banyak sekali kerugiannya.

BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Penyebab remaja menghisap rokok adalah coba-coba, pengaruh teman (pergaulan), kebiasaan, pengaruh orang tua dan lingkungan, dan pengaruh media iklan. Faktor yang paling dominan adalah dari diri yaitu coba-coba dan tingkat kebiasaan remaja.
            Dampak merokok di kalangan remaja dapat memicu masalah baru seperti pemicu kriminalitas, merugikan diri sendiri dan orang lain, dan konsentrasi belajar menurun. Selain itu, banyak kerugian yang disebabkan karena merokok.
Upaya mengatasi remaja yang merokok dapat dilakukan dengan membangun kerjasama berbagai pihak yang terkait diantaranya : pihak sekolah, pihak orang tua dan diri pribadi (diri sendiri) remaja.
 Saran

Adapun saran bagi pembaca, sebagai berikut :
1. Jadilah remaja yang penuh pertimbangan dalam menghadapi maslah. Menyelesaikan masalah bukan dengan jalan pintas atau dengan pelampiasan rokok. Yakinlah setiap masalah pasti ada jalan keluar.
2. Berfikir hidup sehat tanpa merokok. Rokok adalah sumber penyakit yang berbahaya dalam jangka panjang. Berfikir bahwa rokok adalah hal yang harus dihindari.

3. Jagalah kesehatan dengan tidak merokok. Baritahukan kepada teman atau saudara jika anda tidak merokok.

DAFTAR PUSTAKA
Darajad, Zakiah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang
 Hurloack, E. B. 1993. Psikologi Perkembangan Edisi ke-5.Jakarta : Erlangga
 Nn. 2008.Definisi Remaja. Dalam http://h2dy.wordpress.com/2008/12/10/definisi-remaja/. Di akses pada tanggal 12 Desember 2013
 Monks, F. J, dkk. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
 Rani. 2013. Pengertian Merokok Dan Akibatnya. Dalam http://ranidwi68.wordpress.com/2013/01/09/pengertian-merokok-dan-akibatnya/. Di akses pada tanggal 13 Desember 2013
 Sarwono, Sarlito Wirawan. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta : Radja Grafindo
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (MixedMethods).Bandung: Alfabeta
  BIODATA PENULIS ATAU PENELITI
1.
Nama
:
Lina Widiyanti
2.
NIM
:
1384202022
3.
Program Studi
:
Pendidikan Matematika
4.
Tempat dan Tanggal Lahir
:
Pacitan, 11 Mei 1994
5.
Alamat
:
Rt. 02, Rw. 05, Dsn. Kebon, Ds. Donorojo, Kec. Donorojo, Kab. Pacitan
6.
Status Akademik
:
Mahasiswa
7.
Pendidikan Terakhir
:
SMK N Donorojo
 1.
Nama
:
Dwi Setyawati
2.
NIM
:
1384202010
3.
Program Studi
:
Pendidikan Matematika
4.
Tempat dan Tanggal Lahir
:
Pacitan, 31 Mei 1994
5.
Alamat
:
Rt. 01, Rw. 05, Dsn. Kebon, Ds. Donorojo, Kec. Donorojo, Kab. Pacitan
6.
Status Akademik
:
Mahasiswa
7.
Pendidikan Terakhir
:
SMK N Donorojo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Indonesia Dipelajari oleh Banyak Negara

TAWARAN BEASISWA DARI UNIVERSITI MALAYSIA SABAH (UMS) MALAYSIA 2015