LANJUTAN EYD
c. Huruf kapital
tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
digunakan sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko
pecahnya perang dunia.
9. a. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi.
Misalnya:
Banyuwangi Asia Tenggara
Cirebon Amerika Serikat
Eropa Jawa Barat
b. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti
nama diri geografi.
Misalnya:
Bukit Barisan Danau Toba
Dataran Tinggi Dieng Gunung
Semeru
Jalan Diponegoro Jazirah Arab
Ngarai Sianok Lembah Baliem
Selat Lombok Pegunungan Jayawijaya
Sungai Musi Tanjung Harapan
Teluk Benggala Terusan Suez
c. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata
yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan
budaya.
Misalnya:
ukiran Jepara pempek Palembang
tari Melayu sarung Mandar
asinan Bogor sate Mak Ajad
d. Huruf kapital
tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti
oleh nama diri geografi.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
e. Huruf kapital
tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang digunakan
sebagai penjelas nama jenis.
Misalnya:
nangka belanda
kunci inggris
petai cina
pisang ambon
10. a. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan,
badan, dan nama dokumen resmi, kecuali
kata tugas, seperti dan, oleh, atau,
dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Departemen Keuangan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 57 Tahun 1972
Badan Kesejahteraan Ibu dan
Anak
b. Huruf kapital
tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi
negara, lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi.
Misalnya:
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menjadi sebuah republik
menurut undang-undang yang
berlaku
Catatan:
Jika yang
dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan,
badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu,
misalnya
Indonesia, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Pemberian gaji bulan ke-13 sudah
disetujui Pemerintah.
Tahun ini Departemen sedang
menelaah masalah itu.
Surat itu telah ditandatangani oleh Direktur.
11. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dokumen resmi,
dan judul karangan.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Rancangan Undang-Undang
Kepegawaian
Yayasan Ilmu-Ilmu
Sosial
Dasar-Dasar Ilmu
Pemerintahan.
12. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku,
majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata
tugas seperti di, ke, dari, dan, yang,
dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave
Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar
Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas
Hukum Perdata".
13. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan yang digunakan dengan nama diri.
Misalnya:
Dr. doktor
S.E. sarjana ekonomi
S.H. sarjana hukum
S.S. sarjana sastra
S.Kp. sarjana keperawatan
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
Prof. profesor
K.H. kiai haji
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara
Catatan:
Gelar akademik
dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk singkatannya,
diatur secara
khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor
036/U/1993.
14. a. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, saudara, kakak,
adik, dan paman, yang digunakan dalam
penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"
Besok Paman akan datang.
Surat Saudara sudah saya terima.
"Kapan Bapak
berangkat?" tanya Harto.
"Silakan duduk, Dik!"
kata orang itu.
b. Huruf kapital
tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
Kekerabatan
yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu
kita.
Semua kakak dan adik saya
sudah berkeluarga.
Dia tidak mempunyai saudara yang
tinggal di Jakarta.
15. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam
penyapaan.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
Surat Anda
telah kami terima dengan baik.
16. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan, catatan,
dan
misalnya yang didahului
oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang
berkaitan dengan pernyataan lengkap itu.
(Lihat contoh pada IB, IC, IE, dan II F15).
G. Huruf Miring
1. Huruf miring
dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
Saya belum
pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca.
Majalah Bahasa
dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
Berita itu
muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.
Catatan:
Judul
skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan
tidak
ditulis
dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.
2. Huruf miring
dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama
kata abad adalah a.
Dia bukan menipu,
melainkan ditipu
Bab ini tidak
membicarakan pemakaian huruf kapital.
Buatlah kalimat
dengan menggunakan ungkapan berlepas tangan.
3. a. Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang
bukan bahasa Indonesia.
Misalnya:
Nama ilmiah buah
manggis ialah Carcinia mangostana.
Orang tua harus
bersikap tut wuri handayani terhadap anak.
Politik devide
et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung dipadankan
dengan 'pandangan dunia'.
b. Ungkapan
asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya
diperlakukan sebagai kata Indonesia.
Misalnya:
Negara itu telah
mengalami empat kali kudeta.
Korps diplomatik
memperoleh
perlakuan khusus.
Catatan:
Dalam
tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring
digarisbawahi.
H. Huruf Tebal
1. Huruf tebal
dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar
isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar
pustaka, indeks, dan lampiran
Misalnya:
Judul : HABIS
GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I
PENDAHULUAN
Bagian bab: 1.1
Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan
Daftar, indeks,
dan lampiran:
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMBANG
DAFTAR PUSTAKA
INDEKS
LAMPIRAN
2. Huruf tebal
tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata;
untuk keperluan itu digunakan huruf miring.
Misalnya:
Akhiran –i tidak
dipenggal pada ujung baris.
Saya tidak mengambil
bukumu
Gabungan kata kerja
sama ditulis terpisah.
Seharusnya
ditulis dengan huruf miring:
Akhiran –i tidak
dipenggal pada ujung baris.
Saya tidak mengambil
bukumu
Gabungan kata kerja
sama ditulis terpisah.
3. Huruf tebal
dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema serta
Untuk menuliskan lambang bilangan yang
menyatakan polisemi.
Misalnya:
kalah
v
1 tidak menang ...2 kehilangan atau merugi ...; 3 tidak
lulus ... ;
4 tidak menyamai
mengalah v mengaku kalah
mengalahkan v 1 menjadikan
kalah ...; 2 menaklukkan ...; 3 menganggap kalah ...
terkalahkan v dapat
dikalahkan ...
Catatan:
Dalam
tulisan tangan atau ketikan manual, huruf atau kata yang akan dicetak
dengan huruf tebal
diberi garis bawah ganda
Komentar
Posting Komentar