MATERI 2 PSIKOLINGUISTIK AGOES HENDRIYANTO,M.Pd
BAB 2
PERKEMBANGAN PSIKOLINGUISTIK
A.
Tujuan Pembelajaran
Setelah
membaca bab ini, diharapkan Saudara dapat:
1.
menjelaskan Sejarah Lahirnya
psikolinguistik;
2.
perkembangan psikolinguistik di dunia;
3.
menjelaskan perkembangan psikolinguistik di
Indonesia.
Psikolinguistik adalah ilmu hibrida,
yakni ilmu yang merupakan gabungan antara dua ilmu – psikologi dan linguistik.
Benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad ke-20 tatkala
psikolog Jerman Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan
dasar prinsip-prinsip psikologi. Pada
waktu itu telaah bahasa mulai mengalami perubahan dari sifatnya yang estetik
dan kultural ke suatu pendekatan yang “ilmiah”.
Peristiwa lain yang berkenaan dengan
perkembangan psikolinguistik terjadi di Benua Amerika. Kajian tentang kaitan
antara bahasa dan ilmu jiwa juga mulai bertumbuh. Perkembangan keterkaitan bahasa dan ilmu jiwa
tersebut dibagi menjadi empat tahap, yaitu: 1) tahap formatif, 2) tahap
linguistik, 3) tahap kognitif, dan 4) tahap teori psikolinguistik, realita
psikologi, dan ilmu kognitif.
Tahap formatif
dimulai dengan upaya seorang psikolog dari Carnegie Corporation Amerika, John
W. Gardner, menggagas hibridasi (penggabungan) psikologi dan linguistik.
Gagasan tersebut dikembangkan oleh psikolog John B. Carroll yang pada tahun
1951 menyelenggarakan seminar di Universitas Cornell untuk merintis keterkaitan
kedua disiplin ilmu tersebut. Pertemuan itu dilanjutkan pada tahun 1953 di
Universitas Indiana yang mendorong dilakukannya penelitian tentang keterkaitan
psikologi dan bahasa. Pada saat itulah istilah psikolinguistik kali pertama
dipakai.
Tahap linguistik
ditandai dengan pergeseran orientasi. Semula ilmu linguistik yang berorientasi
pada aliran behaviorisme beralih ke mentalisme (nativisme) pada tahun 1957
dengan diterbitkannya buku Chomsky, Syntactic Structures. Kritik tajam
dari Chomsky terhadap teori behavioristik B.F. Skinner telah membuat
psikolinguistik sebagai ilmu banyak diminati orang. Hal ini makin berkembang
karena pandangan Chomsky tentang universal bahasa makin mengarah pada
pemerolehan bahasa, khususnya pertanyaan “mengapa anak di mana pun juga
memperoleh bahasa mereka dengan memakai strategi yang sama?”
Tahap kognitif.
Pada tahap ini psikolinguistik mulai mengarah pada peran kognisi dan landasan
biologis manusia dalam pemerolehan bahasa. Pemerolehan bahasa pada manusia
bukanlah penguasaan komponen bahasa tanpa berlandaskan pada prinsip-prinsip
kognitif. Tatabahasa, misalnya, tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang
terlepas dari kognisi manusia karena konstituen dalam suatu ujaran sebenarnya
mencerminkan realita psikologi yang ada pada manusia tersebut.
Tahap teori
psikolinguistik menunjukkan bahwa psikolinguistik tidak lagi berdiri
sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lain karena pemerolehan dan
penggunaan bahasa manusia menyangkut banyak cabang ilmu pengetahuan yang lain.
Psikolinguistik tidak lagi terdiri atas psiko dan linguistik
saja, tetapi juga menyangkut ilmu-ilmu lain seperti neurologi, filsafat,
primatologi, dan genetika.
Secara rinci psikolinguistik
mempelajari empat topik utama: (1) komprehensi, yakni proses-proses mental yang
dilalui oleh manusia sehingga mereka dapat menangkap apa yang dikatakan orang
lain dan memahami apa yang dimaksud, (2) produksi, yakni proses-proses mental
pada diri manusia yang membuat manusia dapat berujar, (3) landasan biologis
serta neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa, dan (4) pemerolehan
bahasa, yakni bagaimana anak memperoleh bahasa mereka.
C.
Bidang Kajian
Psikolinguistik
Psikolinguistik
bersifat interdisipliner dan dipelajari oleh ahli dalam berbagai bidang,
seperti psikologi, ilmu kognitif, dan linguistik. Ada beberapa subdivisi dalam
psikolinguistik yang didasarkan pada komponen-komponen yang membentuk bahasa
pada manusia, yaitu:
1.
Fonetik dan fonologi
mempelajari bunyi ucapan. Di dalam psikolinguistik, penelitian terfokus pada
bagaimana otak memproses dan memahami bunyi-bunyi ini.
2.
Morfologi mempelajari
struktur kalimat, terutama hubungan antara kata yang berhubungan dan
pembentukan kata-kata berdasarkan pada aturan-aturan.
3.
Sintaksis mempelajari
pola-pola yang menentukan bagaimana kata-kata dikombinasikan bersama membentuk
kalimat
4.
Semantik berhubungan dengan
makna dari kata atau kalimat. Bila sintaksis berhubungan dengan struktur formal
dari kalimat, semantik berhubungan dengan makna aktual dari kalimat.
5.
Pragmatik berhubungan dengan
peran konteks dalam penginterpretasian makna.
Studi
tentang cara mengenali dan membaca kata meneliti proses yang tercakup dalam
perolehan informasi ortografik, morfologis, fonologis, dan semantik dari
pola-pola dalam tulisan. Sementara
menurut Suyakto (1988) dalam bukunya yang berjudul Psikolinguistik : Suatu
Pengantar menyebutkan bahwa:
Perhatian dan pengkajian
dalam psikolinguistik adalah tertuju pada penggunaan bahasa dari sudut pandang
psikologi. Topik-topik yang biasanya dikaji sangat bervariasi, tergantung pada
sudit pandang yang ditekankan, umpamanya; dari sudut pandang linguistik,
psikologi, pembelajaran bahasa, kesemestaan bahasa dan masih banyak lagi. Dalam
21 buku-buku mengenai perkenalan tentang psikolinguistik, topik-topik yang
biasanya dikaji antara lalin: hakikat bahasa; kemampuan berbahasa (pengertian
dan pengungkapan); pemerolehan dan belajar bahasa; hubungan bahasa dan pikiran;
dasar-dasar biologis bahasa; makna bahasa; gangguan-gangguan dalam kemampuan
berbahasa; dan kaitan psikolinguistik pada pembelajaran bahasa.
Millood
(2001) menyatakan dalam bukunya Introduction to Linguistics: Anti
Fossilisation Course, bahwa psikolinguistik meneliti area-area berikut ini:
Pemerolehan bahasa, produksi, model, komprehensi dan disintegrasi.
1.
Pemerolehan bahasa
dipelajari atau diteliti oleh psikolinguistik developmental (psikolinguistik
perkembangan). Pada area ini memeriksa bagaimana bahasa muncul pada anak pada
situasi normal (pemerolehan bahasa pada setingan ruang kelas juga menjadi fokus
perhatian pada psikolinguistik).
2.
Produksi bahasa melibatkan
rantai tersembunyi dan situasi yangbisa diobservasi/diamati dari intensi sampai
artikulasi (levelt,w. 1989. Speaking from intetion to articulation. Cambridge,
MA: MIT Press yang dikutip dari Linguistics for Beginners). Dapat ditunjukkan
sebagai progresi linear/kemajuan linear dari empat tahapan yang sukses:
Konseptual, formulasi, artikulasi dan monitoring pribadi.
3.
Model bahasa adalah hal yang
abstrak bersifat metafora, sebuah wujud representasi dari bahasa yang ada dalam
otak/fikiran manusia. Bahasa manusia adalah sistem dari tanda-tanda dengan
aturan-aturan tertentu untuk kecerdasan berkomunikasi (Chamber Twentieth
Century Dictionary. 1997).
D.
Objek Studi
Objek-objek
studi dalam psikolinguistik antara lain:
1.
Aspek-aspek yang berhubungan
dengan perilaku berbahasa (verbal behaviour), tindak bahasa (speech act), dan
relevansi pada pembelajaran bahasa;
2.
Problem-prolem yang
berkaitan dengan penanggapan/pengamatan bunyi-bunyi bahasa (lapangan ini tidak
begitu berkembang);
3.
Aspek-aspek bahasa yang
bersifat neurofisiologis, yaitu meneliti proses rangsangan terhadap broca
(bagian muka otak) ke arah wernicke (bagian belakang otak), yang kedua-duanya
merupakan pusat terpenting kemampuan bicara manusia;
4.
Aspek motoris dalam
berbicara; serta
5.
Mekanisme-mekanisme yang
menguasai pembentukan pengertian dan yang meletakkan hubungan antara bahasa dan
berfikir.
Psikolinguistik
lebih fokus mempelajari proses-proses mental/kejiwaan yang berkaitan dengan
bahasa ibu. Ilmu ini mempelajari pembentukkan pengertian, menganalisis tempat
bahasa ibu di dalam evolusi dan di dalam kehidupan jiwa (mental), mencoba
menentukan bagaimana cara anak menguasai bahasa ibu.
E.
Beberapa Teori dalam
Psikolinguistik
Teori-teori
mengenai bagaimana bahasa bertindak dalam akal manusia mencoba menjelaskan,
antara lain, bagaimana kita mengaitkan bunyi-bunyi (atau isyarat-isyarat)
bahasa, dan bagaimana kita menggunakan sintaksis — yaitu, bagaimana kita dapat
menyusun perkataan-perkataan untuk menghasilkan dan memahami urutan-urutan kata
yang kita sebut "kalimat".
Pada
dasarnya, terdapat dua aliran fikiran tentang bagaimana kita dapat menciptakan
kalimat-kalimat sintaksis:
1.
Sintaksis ialah hasil
evolusi kecerdasan manusia yang semakin meningkat dengan berlalunya masa, dan
faktor-faktor sosial yang menggalakan perkembangan bahasa komunikasi;
2.
Bahasa ada karena manusia
mempunyai bakat untuk memperoleh apa yang telah disebut sebagai
"tatabahasa universal". Tingkah laku manusia, termasuk dalam hal ini
tingkah laku berbahasa pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan
sistem syaraf.
3.
Pada dasarnya, tingkah laku
adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan
dalam model ―S – R‖ atau suatu ikatan stimulus – respon.
F. Biologi dan Bahasa
Studi yang
memusatkan perhatian pada dasar-dasar biologis bahasa dan peralatan-peralatan
otak yang mendasari pemerolehan dan penggunaan bahasa ialah ilmu
neurolinguistik. Sejak kira-kira satu abad yang lalu, sudah ada asumsi
dasar bahwa ada kaitan langsung antara bahasa dan otak. Yang selalu dicari
jawabannya hinga sekarang ialah di mana pusat-pusat dalam otak manusia untuk kemampuan
dan perlakuan (competence dan performance), yang disebut lokalisasi
(localization). Menurut teori-teori yang lebih dapat diandalkan (Fromkin
& Rodman, op.cit), bahasa itu khususnya berhubungan erat dengan otak
sebelah kiri manusia (left hemisphere).
Dr. Paul
Broca mengatakan, kemampuan berbicara kita berpusat pada otak sebelah kiri.
Broca melaporkan bila luka atau sakit pada bagian depan (anterior) otak
sebelah kiri manusia maka mengakibatkan artikulasi kata yang kurang terang,
bunyi-bunyi ujar yang kurang baik lafalnya, kalimat-kalimat yang tidak
gramatikal, dan ketidaklancaran dalam berbicara. Penyakit seperti ini di
kalangan ahli neurologi disebut Broca's aphasia atau lupa bahasa
Broca. Jadi, lupa bahasa itu suatu kelainan dalam berbicara yang meskipun
bunyi-bunyi ujarannya terputus-putus, penuh keraguan, dan tidak terang
penyampaiannya, tetapi kata-katanya masih bermaka dan dapat dipahami oleh orang
lain. Sebaliknya, kalau ada luka atau kerusakan pada otak bagian belakang (posterior),
maka pembicara mengucapkan bunyi-bunyi ujar yang lancar dan tidak
terputus-putus, akan tetapi tidak ada makna bagi pendengarnya. Orang
yang menderita semacam ini, bukan berarti kehilangan kecerdasan otak umum (intelligence),
tetapi kehilangan kemampuan pemahaman, dan terjadi suatu pemisahan antara
sintaksis dan makna semantik, sehingga sukar dimengerti orang.
.Menurut hasil-hasil
penelitian, otak sebelah kiri (left hemisphere) dan otak sebelah
kanan (right hemisphere) mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda. Perkembangan
fungsi verbal otak sebelah kiri di sebut lateralisasi (lateralization).
Banyak orang yang mengira bahwa asimetri otak hanya terdapat pada otak
manusia, tetapi bukti-bukti yang ditemukan menunjukkan bahwa secara anatomi dan
fungsional, burung kenari (canary) dan semacam burung kutilang (zebra
finch) di antara sekian hewan-hewan yang telah diteliti, juga memiliki
lateralisasi. Kerusakan pada otak sebelah kiri mengakibatkan penyakit
lupa bahasa, akan tetapi kerusakan pada otak sebelah kanan tidak
meyebabkan penyakit lupa bahasa, meskipun akibat-akibat lain seperti
problem-problem persepsi ruang dan pengenalan (recognition) ruang dan
pola-pola (patterns), serta kekurangmampuan lain, kemampuan untuk
mengenal pola-pola secara keseluruhan (persepsi Gestalt), pengenalan wajah
orang dan ruang, dan juga kemampuan bahasa secara terbatas (Zaidel, 1975),
seperti dilaporkan Fromkin & Rodman (op.cit).
G.
Sejarah
Lahirnya Psikolinguistik
Psikolinguistik sebagai
cabang penelitian berawal pada tahun 1951, pada sebuah konferensi di Cornell,
USA. Area penelitian bahasa ini setidaknya berakar pada tiga disiplin ilmu,
yaitu linguistik, psikologi dan neurofisiologi.
Sedangkan dalam
keterangan lain disebutkan bahwa lahirnya psikolinguistik sebagai suatu istilah
ilmiah adalah sejak tahun 1954; tahun penerbitan karya bersama Charles E.
Osgood and Thomas A. Sebeok, yangberjudul ―Psycholinguistics, A Survey of
Theory and Recearch Problems” di Bloomongton. Sejak itu istilah
psikolinguistik semakin sering dan banyak dipakai, suatu indikasi bahwa
perhatian sudah bertambah banyak pada cabang ilmu ini.
Kemajuan sudah jelas
terlihat, sebab tujuh tahun kemudian tepatnya tahun 1961 muncullah karya Sol
Soparta (ed) Psycholinguistics, A Book of Reading sebagai hasil
kerjasama Sol Soparta dengan Komite Linguistik dan Psikologi pada Social
Science Research Council. Dalam buku tersebut, dua pendekatan yang berdiri
sendiri telah muncul, yang satu melalui linguistik struktural, dan satu lagi
melalui psikologi behavioral. Sang linguist yang berbicara mengenai bahasa
dalam istilah-istilah yang deterministik atau terarah ingin mengetahui
―dapatkah seorang pembicara mengatakan ini?‖,
sedangkan sang psikolog yang melihat bahasa sebagai salah satu dari sekian
banyak pola tingkah laku atau behavior yang dapat dipelajari, lebih banyak
kemungkinan dan bertanya ―faktor-faktor apakah yang beroperasi yang menyebabkan
pembicara mengatakan ini pada saat ini?‖
(Suherman. 2005:8).
Berkaitan dengan
perkembangan psikolinguistik dunia, terdapat tujuh hal yang menjadi tonggaknya.
Ketujuh hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Psikolinguistik
dimunculkan tahun 1950 oleh George Miller & Charles Osgood.
2. Tahun
1951 ada Seminar Psikolinguistik di Universitas Cornell dengan sponsor The
Social Science Research Council (SSRC): Pakar psikologi: Pakar Linguistik: 1)
John Caroll 1) Joseph Greensberg; 2) Charles Osgood 2) Floyd Lounsbury; 3)
Thomas A. Sebeok 9;
3. John
Carroll, dkk. (1953) mengadakan Seminar Psikolinguistik di Universitas Indiana
4. Terbit
Psycholinguistics: A Survey of Theory and Research Problems (Osgood
& Sebeok, 1954)
5. Sosialisasi
bidang psikolinguistik dengan format yang sama terdapat pada 1) International
Journal of American Linguistics; 2) The Journal of Abnormal and Social
Psychology
6. Usaha
itu diperluas oleh Southwest Project in Comparative Psycholinguistics dengan
mengadakan konferensi di berbagai tempat, yakni: 1) Kedwibahasaan di Universitas
Columbia, 10-111 Mei 1954; 2) Isi Psikolinguistik di Universitas Illinois, 9-10 Pebruari 1955; 3)
Proses Asosiasi dlm Prilaku verbal di Universitas Minnesota, 25-26 April 1955; 4)
Dimensi Makna Analisis dan Pendekatan Eksperimental di Universitas Yale, 17-18
Mei 1956; 5) Gaya bahasa di Universitas Indiana, 17-19 April 1958; 6) Apasia di
Universitas Boston, 16 Juni-25 Juli 1965; 7) Kesejagatan Bahasa di Gold House,
Dobbs Ferry, 13-15 April 1961; dan 8) The Annual Symposium of the Association
Francaise de Psychologie di Neuchatel, 1962
7. Terbit
buku-buku ihwal psikolinguistik, antara lain: 1) Trends in Content analysis (I de
Sole Pool (Ed.), 1959); 2) Style in Language (Sebeok (Ed.), 1960, 1964);
3) Approaches to the Study of Aphasia (Osgood & Murray S. Miron, 1963)
10; 4) Universals of Language (Greensberg,
1963); 5) Psycholinguistics: A Book of Readings (Sol Saporta (Ed.),
1961); 6) Psycholinguistics: A Survey of Theory and Research Problems (Osgood
& Sebeok (Ed.), 1965); 7) A Survey of Psycholinguistics Research
1954-1964 (Diebold & Miller, 1965); 8) Language & Language
Acquisition (Lowenthal, Vandamme, Cordier, 1967); 9) Papers on Language
Acquisition, Language Learning and Language Teaching, (Henning Wode (Ed.),
1983); 10) Psycholinguistics: An Introduction to The Psychology of Language (Foss
Donald & David T.hakes (1978); 11) Handbook of Applied
Psycholinguistics: Major Thrusts of Research and Theory (Rosenberg Sheldon
(Ed.), 1982); 12) Psycholinguistics (Michael
Garman, 1990)
Perkembangan linguistik
di Indonesia ditandai dengan terbitnya buku-buku psikolinguistik seperti:
1)
Psikolinguistik (H.G.Tarigan,
1985)
2)
Psikolinguistik Moden (Mangantar
Simanjuntak, 1987)
3)
Aspek-aspek Psikolinguistik (Mansur
Pateda, 1990)
4)
Psikolinguistik (Sri
Subyakto-Nababan, 1992)
5)
Psikolinguistik (Soenjono
Dardjowidjojo, 2002)
6)
Psikolinguistik (Abdul
Chaer, 2003)
H.
Latihan
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1) Siapa yang dianggap pelopor
kemunculan psiolinguistik?
2) Keilmuan apa saja yang mendasari
kemunculan psikolinguistik?
3) Kegiatan apa yang menjadi tonggak
munculnya psikolinguistik?
4) Jelaskan konsep awal psikolinguistik!
5) Bagaimana perkembangan
psikolinguistik di Indonesia?
Komentar
Posting Komentar